Koiini adalah hasil perkawinan Kigoi dan Ogon yang dilakukan Masaoka pada tahun 1957. Jenis-jenisnya ikan koi kohaku di antaranya dibedakan berdasarkan banyaknya bercak merah pada punggungnya. Ada yang 2 , 3 ataupun 4 , tapi ada juga yang cuma 1 bercak warna merah pada punggungnya. Misalnya Showa Sanke adalahbikan koi dengan pola kaligrafi Sumi yang merupakan hasil dari perkawinan koi Asagi dengan Kohaku. Jenis-jenis ikan koi. Dilansir dari Kodama Koi Farm, berikut adalah jenis-jenis ikan koi yang populer: 1. Asagi . Asagi dicirikan oleh tubuh berwarna biru atau nila dan warna merah di pangkal sirip dada. BudidayaIkan Koi - Ikan koi atau yang biasa disapa ikan mas karper adalah salah satu jenis ikan hias yang berasal dari dua negara yaitu Cina dan Jepang. Ikan Koi ini adalah hasil dari berbagai macam perkawinan antara jenis ikan mas. Ikan koi ini diperkenalkan luas sampai ke penjuru dunia oleh orang-orang Jepang yang hobi memelihara ikan koi. Ikankoi showa merupakan hasil perkawinan silang dari ikan koi Kohaku dan Shiro Utsuri. 5. Ikan Koi Kohaku. Ikan koi ini memiliki warna yang cantik dan cerah, corak warna merah dan putih menjadikan ikan ini mirip seperti dengan warna bendaera negara indonesia, sehingga ada anggapan ikan ini adalah ikan indonesia. Pola merah dinamakan Hi. Meskikoi memang bukan ikan asli dari Indonesia, tetapi soal kehebatan membudidayakan koi, orang Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Bahkan, Jepang yang merupakan tempat ikan koi berasal, juga menyukai hasil budidaya orang Indonesia. Soal harga, ikan koi juga cukup stabil. Untuk satu ekor ikan koi biasanya dihargai antara Rp 100 - Rp 250 ribu. ccXFFlC. ABSTRAK Teknik Hibridisasi merupakan salah satu penerapan bioteknologi. Teknik Hibridisasi sendiri adalah perkawinan silang untuk mendapatkan lebih banyak variasi keturunan. Pada ikan koi Cyprinus carpio L yang ingin diperoleh yaitu variasi warna yang beragam. Cara ini dapat dihasilkan melalui perkawinan silang dengan jenis yang sama namun memiliki warna yang berbeda. Menurut hasil penelitian Sumantadinata, Hadiroseyani, & Irawan, 2002 ikan koi dengan perkawinan normal menghasilkan tipe 3 warna yang berbeda namun dengan perkwinanan silang menghasilkan 7 tipe warna yang berbeda. Maka dari itu hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa penerapan bioteknologi Hibridisasi dapat menciptakan keturunan induk yang unggul. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1 Merupakan makalah yang merupakan bagian dari Mata Kuliah Bioteknologi TA 2020-2021 Genap, Prodi Budidaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji PENERAPAN BIOTEKNOLOGI TERHADAP IKAN KOI Cyprinus carpio L DENGAN CARA HIBRIDISASI Muhamad Arief Riansyah Jurusan Budidaya Perairan , Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Teknik Hibridisasi merupakan salah satu penerapan bioteknologi. Teknik Hibridisasi sendiri adalah perkawinan silang untuk mendapatkan lebih banyak variasi keturunan. Pada ikan koi Cyprinus carpio L yang ingin diperoleh yaitu variasi warna yang beragam. Cara ini dapat dihasilkan melalui perkawinan silang dengan jenis yang sama namun memiliki warna yang berbeda. Menurut hasil penelitian Sumantadinata, Hadiroseyani, & Irawan, 2002 ikan koi dengan perkawinan normal menghasilkan tipe 3 warna yang berbeda namun dengan perkwinanan silang menghasilkan 7 tipe warna yang berbeda. Maka dari itu hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa penerapan bioteknologi Hibridisasi dapat menciptakan keturunan induk yang unggul. Keyword Hybridisasi, Ikan Koi, Keturunan Unggul 2 Merupakan makalah yang merupakan bagian dari Mata Kuliah Bioteknologi TA 2020-2021 Genap, Prodi Budidaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRACT Hybridization technique is one of the applications of biotechnology. Hybridization technique itself is a cross-breeding to get more variety of offspring. In koi fish Cyprinus carpio L to be obtained is a variety of color variations. This method can be produced through cross-breeding with the same type but has a different color. According to the results of the study Sumantadinata, Hadiroseyani, & Irawan, 2002 koi fish with normal marriage produce different types of 3 colors, but with cross breeding produces 7 different color types. Therefore the research results can be said that the application of hybridization biotechnology can create superior parent offspring. Keyword Hybridization, Koi Fish, Superior Breeds 3 Merupakan makalah yang merupakan bagian dari Mata Kuliah Bioteknologi TA 2020-2021 Genap, Prodi Budidaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji PENDAHULUAN Hibridisasi adalah suatu metode perkawinan silang untuk menghasilkan ikan dengan variasi keturunan dan pembenihan induk yang unggul Ariyanto, Carman, Soelistyowati, Jr., & Syukur, 2018. Secara alami hibridisasi bisa terjadi akibat pengaruh lingkungan dan akibat pengaruh hormon yang berlebihan tetapi sangat sedikit kasus ini terjadi secara alami. Di bidang budidaya Teknik hibridisasi masih sering dilakukan dengan bantuan rangsangan hormon untuk mempermudah perkawinan silang tersebut. Salah satu penerapan hibridisasi yang sudah dilakukan adalah terhadap ikan mas koi cyprinus carpio L dimana hasil yang ingin dilihat adalah variasi warna yang berbeda dan perbedaan segregasi warna ikan koi. Menurut Sumantadinata et al., 2002 Segregasi warna ikan koi hasil ginogenesis F1 pada koi putih-merah meliputi merah, putih dan merah- putih; pada koi merah-hitam meliputi merah, hitam dan merah-hitam; sedangkan pada koi putih-hitam meliputi hitam, putih, merah-putih, merah-hitam, dan putih- hitam. Menurut Kusrini, Cindelaras, & Prasetio, 2015 Salah satu komoditas ikan hias air tawar introduksi yang sampai saat ini masih menjadi primadona di pasar internasional dan merupakan ikan hias kelompok mahal, serta fluktuasi di pasaranpun relatif stabil adalah ikan koi Cyprinus carpio. Komoditas ikan hias koi telah menjadi komoditas andalan di beberapa daerah seperti Sukabumi, Cianjur, dan Blitar karena telah berhasil mengangkat perekonomi masyarakat dan menjadikannya sebagai alternatif penghasilan selain padi. Dalam hal ini maka perlu dilakukan pengembangan budidaya ikan koi agar selalu berkelanjutan. Namun tidak hanya pengembangan budidaya saja tetapi perlu juga rekomendasi penerapan bioteknologi hibridisasi guna mendukung produksi ikan hias koi yang unggul dan beragam variasi warnanya. 4 Merupakan makalah yang merupakan bagian dari Mata Kuliah Bioteknologi TA 2020-2021 Genap, Prodi Budidaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji MANFAAT Adapun manfaat dari makalah ini adalah dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dibidang bioteknologi budidaya perikanan yaitu hibridisasi, khususnya ikan hias mas koi. Karena penerapan teknik ini pun cukup mudah sehingga dapat menjadi solusi bagi para pembudidaya untuk menghasilkan produktivitas ikan hias mas koi secara maksimal dan beragam variasi warna serta dapat dijadikan salah satu alternatif untuk memenuhi ketersediaan produksi ikan hias mas koi yang unggul. 5 Merupakan makalah yang merupakan bagian dari Mata Kuliah Bioteknologi TA 2020-2021 Genap, Prodi Budidaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji METODE PENERAPAN Menurut Sumantadinata et al., 2002 Pemijahan buatan Induk ikan koi dipijahkan dengan bantuan rangsangan hormonal ekstrak kelenjar hipofisa ikanmas Penerapan yang akan d mas dosis 1,0-1,5 atau ovaprim dosis 0,5 ml/kg. Penyuntikan dilakukan satu kali di bagian punggung ikan. Telur diperoleh dengan cara pengurutan stripping. Persilangan Antar Ikan Koi Mulyadi, Bowono, & Subhan, 2017 Persilangan antar ikan dilakukan dengan mencampur sebagian telur dari setiap jenis ikan koi yang dipijahkan dengan sperma ikan koi. Kegiatan penetasan dan pemeliharaan burayak/ikan dilakukan seperti telah dijelaskan sebelumnya. Pemeliharaan Ikan Uji Sumantadinata et al., 2002 Larva dipelihara dalam akuarium inkubasi telur sampai burayak berumur satu bulan. Burayak dipindahkan ke dalam bak beton ukuran 3,0x1,5x1,0 m sampai berumur dua bulan. Setelah itu ikan dipindahkan ke bak lain yang berukuran lebih besar, 4,0x2,0x0,6 m sampai ikan berumur 3 bulan. Pemberian pakan pada larva dimulai pada hari ketiga setelah menetas. Pakan buatan Daphnia sp. atau nauplii artemia diberikan sampai larva berumur tujuh hari. Sampai dengan ikan berumur satu bulan diberi pakan berupa cacing sutera yang diselingi dengan pakan udang ukuran no. 1. Kemudian setelah berumur satu bulan, ikan diberi pakan berupa pelet yang dihaluskan sampai ikan berumur tiga bulan. Frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali secara adlibitum. Pengamatan Warna Ketika ikan berumur 3 bulan, dilakukan penghitungan jumlah ikan untuk melihat kelangsungan hidupnya, dan pengamatan warna semua ikan yang ada pada setiap perlakuan untuk melihat segregasi warna dan keberhasilan perlakuan. Patokan untuk menentukan jenis ikan koi hasil perlakuan mengikuti metode Alimuddin & Hadiroseyani 2002. 6 Merupakan makalah yang merupakan bagian dari Mata Kuliah Bioteknologi TA 2020-2021 Genap, Prodi Budidaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji DAFTAR PUSTAKA Ariyanto, D., Carman, O., Soelistyowati, D. T., Jr., M. Z., & Syukur, M. 2018. Karakteristik Fenotipe Dan Genotipe Lima Strain Ikan Mas Di Jawa Barat Dan Banten. Jurnal Riset Akuakultur, 132, 93. Kusrini, E., Cindelaras, S., & Prasetio, A. B. 2015. PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN HIAS KOI Cyprinus carpio LOKAL DI BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN HIAS DEPOK. Media Akuakultur, 102, 71. Mulyadi, G. K., Bowono, I. D., & Subhan, U. 2017. Analisis Kekerabatan Genetik Hibrid Ikan Nilem Osteochillus hasselti dan Ikan Mas Cyprinus carpio L Menggunakan PCR RAPD. Perikanan Dan Kelautan, 81, 42–47. Sumantadinata, K., Hadiroseyani, Y., & Irawan, D. 2002. FENOTIPE KETURUNAN PERTAMA IKAN KOI HASIL GINOGENESIS Phenotype of the First Gynogenesis Generation of Koi. 68, 65–68. View publication stats ResearchGate has not been able to resolve any citations for this awal program pemuliaan adalah koleksi dan pengenalan karakter materi pemuliaan tersebut. Hasil karakterisasi digunakan sebagai dasar pertimbangan metode pelaksanaan program pemuliaan yang akan dilakukan. Koleksi material genetik untuk program pemuliaan ikan mas menghasilkan lima strain yang dominan dibudidaya di wilayah Jawa Barat dan Banten, yakni strain Rajadanu, Sutisna, Majalaya, Wildan, dan Sinyonya. Pengenalan karakter material genetik ikan mas hasil koleksi dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu fenotipe menggunakan metode truss morfometrik dan genotipe menggunakan metode mikrosatelit DNA. Hasil analisis menunjukkan bahwa variasi keragaan fenotipe kelima strain ikan mas relatif sesuai dengan variasi keragaan genotipenya. Selain mengelompokkan antar strain, hasil analisis genotipe juga menunjukkan bahwa tingkat keragaman genetik kelima strain ikan mas yang diindikasikan dengan nilai heterozigositas Ho relatif rendah, yaitu berkisar antara 0,08-0,20 dengan jarak genetik antar strain berada dalam kisaran 0,420-0, first step in a fish breeding program is the collection and characterization of the breeding subject. The results of characterization are used as a baseline to select suitable potential methods used in the breeding program. The samples of genetic materials of five strains of common carp Rajadanu, Sutisna, Majalaya, Wildan, and Sinyonya were obtained from West Java and Banten Province. The characterization of collected genetic materials of the common carp species followed the phenotype and genotype approaches. Phenotypic characterization used truss morphometric method while genotype characterization applied DNA microsatellite method. The results showed that the phenotypic variation of the common carp had a close fit with its genotypic variation. In addition, the genotype analysis also showed that the genetic diversity level of the strains was relatively low indicated by the narrow ranges of heterozygosity values Ho and genetic distance among strains Kekerabatan Genetik Hibrid Ikan Nilem Osteochillus hasselti dan Ikan Mas Cyprinus carpio L Menggunakan PCR RAPDG K MulyadiI D BowonoU SubhanMulyadi, G. K., Bowono, I. D., & Subhan, U. 2017. Analisis Kekerabatan Genetik Hibrid Ikan Nilem Osteochillus hasselti dan Ikan Mas Cyprinus carpio L Menggunakan PCR RAPD. Perikanan Dan Kelautan, 81, KETURUNAN PERTAMA IKAN KOI HASIL GINOGENESIS Phenotype of the First Gynogenesis Generation of KoiK SumantadinataY HadiroseyaniD IrawanSumantadinata, K., Hadiroseyani, Y., & Irawan, D. 2002. FENOTIPE KETURUNAN PERTAMA IKAN KOI HASIL GINOGENESIS Phenotype of the First Gynogenesis Generation of Koi. 68, 65-68. Ikan koi merupakan jenis ikan mas atau karper, nama ilmiahnya Cyprinus caprio. Ikan ini dihasilkan dari perkawinan silang dari berbagai macam ikan mas. Ikan koi dipopulerkan oleh bangsa Jepang. Banyak versi yang menerangkan asal-usul ikan koi. Di Indonesia, ikan koi mulai populer sejak tahun 1960-an. Saat itu Presiden Sukarno diberi hadiah berbagai macam ikan koi oleh pemimpin Cina. Kemudian Presiden memberikan ikan tersebut kepada para pembudidaya ikan di Batu, Jawa Timur, untuk dikembangbiakan. Benih ini menjadi cikal bakal pengembangan koi lokal. Meskipun kualitas koi lokal masih dipandang sebelah mata, perkembangan usaha budidaya ikan koi terus berkembang. Usaha budidaya ikan koi berkembang baik di daerah Blitar, Jawa Timur. Dari waktu ke waktu, ikan koi lokal ini mengalami peningkatan kualitas. Pangsa pasar semakin terbuka bagi para pembudidaya dengan semakin mahalnya koi impor. Ikan koi lokal menjadi lebih bersaing dari segi harga. Budidaya ikan koi cukup mudah dilakukan. Tahapan-tahapannya hampir sama dengan budidaya ikan mas. Hanya saja yang menjadi krusial adalah ketersediaan bibit berkualitas. Kali ini alamtani membahas mengenai langkah-langkah budidaya ikan koi. Memilih indukan untuk budidaya ikan koi Memilih indukan memegang peranan penting dalam budidaya ikan koi. Indukan yang bagus secara genetis akan menghasilkan keturunan yang bagus, begitu kira-kira hukum umumnya. Indukan berkualitas biasanya dimiliki oleh penangkar atau para pehobi. Bila kesulitan menemukan indukan yang baik, bisa dengan jalam meminjamnya dari para pehobi. Pehobi biasanya mengoleksi ikan koi yang berkualitas, baik untuk dipelihara sendiri maupun untuk kontes. Namun para pehobi ini rata-rata tidak memiliki keterampilan atau waktu untuk mengawinkan ikannya. Padahal, untuk menjaga agar ikan tetap bugar salah satunya harus dikawinkan jika telah tiba waktunya. Di sini pembudidaya bisa kerja sama dengan pemilik ikan. Dimana pemilik diuntungkan karena ikannya bisa dikawinkan dan pembudidaya bisa mendapatkan keturunan berkualitas. Sebagai imbalannya, biasanya si pemilik dipersilakan memilih satu atau dua ekor ikan hasil perkawinan. Selain keturunan atau sifat genetis, calon indukan ikan koi harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut Umur ikan sudah cukup matang, lebih dari 2 tahun Memiliki jenis yang sama atau mendekati, misalnya kohaku dengan kohaku Bentuk tubuh ideal, dari atas tampak seperti torpedo Gaya berengang tenang dan seimbang Warna cemerlang dan kontras Sehat, gerakannya gesit tidak banyak diam di dasar kolam. Indukan jantan dan betina telah matang gonad Sebaiknya calon indukan ikan koi dipelihara dalam kolam khusus. Kedalaman kolam setidaknya 150 cm, lebih dalam lebih baik. Kepadatan kolam juga harus diperhatikan, kolam berukuran 4×5 meter maksimal diisi 20 ekor indukan betina atau 40 ekor indukan jantan. Hal ini karena indukan betina biasanya lebih besar dari indukan jantan. Indukan betina dan jantan dipelihara dikolam yang berbeda, manfaatnya agar saat dipijahkan indukan tidak perlu mengalami pemberokan lagi. Secara umum pemeliharaan kolam indukan sama saja dengan pemeliharaan kolam pembesaran. Pakan yang diberikan berupa pelet berukuran 8 mm, asumsinya ikan koi yang berumur lebih dari 2 tahun sudah berukuran minimal 60 cm. Jumlah pakan yang diberikan sekitar 3-5% dari bobot tubuhnya dalam satu hari. Frekuensi pemberian pakan 2-4 kali. Pemijahan ikan koi A. Tempat Pemijahan Sebaiknya kolam pemijahan terbuat dari semen dan permukaannya diplester. Hal ini untuk menjaga agar sisik ikan tidak rusak bila terjadi gesekan saat proses pemijahan. Ukuran kolam variatif, biasanya sekitar 3×6 meter dengan kedalaman 60 cm dan ketinggian air 40 cm. Kolam harus memiliki saluran masuk dan keluar. Pada kedua saluran tersebut harus dipasang saringan halus. Tujuannya agar tidak ada hama penganggu yang masuk ke kolam dan telur atau larva hasil pemijahan tidak hanyut ke luar kolam. Sebelum di isi air, kolam harus dijemur dan dikeringkan terlebih dahulu. Gunanya untuk memutus siklus bibit penyakit yang mungkin ada dalam kolam. Air yang dipergunakan untuk mengisi kolam hendaknya diendapkan terlebih dahulu selama 24 jam. Ikan koi senang menempelkan telurnya pada media yang ada dalam kolam. Oleh karena itu, sediakan kakaban yang terbuat dari ijuk atau bisa memanfaatkan tumbuhan air. Untuk memperkaya kadar oksigen pasang aerotor pada kolam pemijahan. B. Proses Pemijahan Setelah kolam pemijahan siap, masukkan indukan ikan koi betina terlebih dahulu. Pemijahan biasanya berlangsung malam hari, sehingga induk betina bisa dimasukkan pada sore hari. Biarkan indukan betina beradaptasi dengan kondisi kolam agar tidak stres. Setelah 2 hingga 3 jam, indukan jantan bisa dilepaskan di kolam pemijahan. Jumlah indukan jantan yang dimasukkan 3 hingga 5 ekor. Hal ini untuk menghindari kegagalan dalam pemijahan dan semua telur yang dikeluarkan indukan betina bisa terbuahi. Sebenarnya bisa saja menggunakan hanya satu jantan apabila ukuran si jantan cukup besar. Namun resiko kegagalannya lebih tinggi. Pemijahan biasanya berlangsung sekitar pukul 11 malam hingga dini hari sebelum matahari terbit. Selama masa itu akan terjadi aksi kejar-kejaran, dimana si betina akan menyemprotkan telurnya pada kakaban. Setelah telur menempel indukan jantan akan menyemprotkan spermanya untuk membuahi telur tersebut. Setelah proses pemijahan selesai, segera angkat indukan-indukan tersebut dari kolam pemijahan. Apabila induka dibiarkan di kolam dikhawatirkan akan memakan telur-telur tersebut. Biarkan telur-telur yang ada di kolam untuk menetas. C. Penetasan Larva Telur-telur yang menempel pada kakaban atau tanaman air harus terendam dalam air. Oleh karena itu berikan pemberat pada kakaban. Pada keadaan normal, suhu sekitar 27-30 derajat celcius, telur akan menetas dalam waktu 48 jam. Jika suhu air terlampau dingin penetasan akan lebih lama. Bila terlampau panas telur bisa membusuk. Setelah telur menetas kakaban atau tanaman air bisa diangkat. Larva yang baru menetas masih menyimpan persedian makanan yang bisa bertahan hingga 3-5 hari. Apabila persediaan makanan sudah habis burayak ikan koi mulai membutuhkan pakan. Pakan yang bisa diberikan pada burayak umur 5 hari adalah kuning telur yang telah direbus. Kemudian kuning telur tersebut dilumatkan dan dicampur dengan air. Perhatikan pemberian pakan jangan sampai berlebihan dan mengotori air kolam. Bila ada sisa pakan segera dibersihkan. Beberapa penangkar tidak menganjurkan pemberian pakan kuning telur karena mudah membuat kolam kotor dan menyebabkan kematian massal. Sebenarnya yang paling diinginkan burayak adalah pakan hidup. Oleh karena itu bisa diberikan kutu air daphnia dan moina yang telah disaring. Penyaringan kutu dilakukan hingga burayak berukuran 1 cm. Bila sudah lebih besar bisa diberikan kutu yang tidak disaring atau udang artemia. Cacing sutera bisa diberikan bila ukuran burayak sudah mencapai 1,5 cm. Pemberian pakan tersebut berlangsung hingga burayak berumur 3 minggu. Setelah itu, ikan dipindahkan ke kolam pendederan. D. Pendederan Kolam pendederan adalah kolam untuk memelihara ikan koi hingga berumur 3 bulan. Pada umur ini biasanya ukuran ikan koi telah mencapai 15 cm. Ukuran kolam 3×4 dengan kedalaman 40 cm bisa menampung 250-300 ekor anak ikan koi. Pada fase ini, pelet sudah bisa diberikan sebagai pakan ikan. Berikan pelet berukuran kecil berukuran 250 mikron. Satu ons pelet cukup untuk 1000 ekor ikan koi. Pemeberian pakan dilakukan 2 kali sehari. Untuk membentuk warna berikan sesekali cacing sutera atau udang artemia. Setelah anak ikan berumur 3 bulan, bisa diberikan pelet kasar sesuai takaran. Berikan pelet hingga ikan kenyang. Bila dalam tempo 5 menit pakan tidak dimakan dan tersisa di kolam berarti ikan sudah kenyang. Pemberian pelet dilakukan 2-3 kali sehari. Penyortiran ikan koi Penyortiran ini berguna untuk menentukan tingkat harga. Ikan koi yang berkualitas tentunya dihargai lebih tinggi. Penyortiran dalam budidaya ikan koi sudah bisa dilakukan sejak ikan berumur 1 bulan. Pada umur tersbeut ikan cukup kuat untuk dipindah-pindahkan. Atau kalau ingin lebih aman, lakukan setelah ikan berumur 3 bulan. Faktor-faktor penyortiran didasarkan pada ukuran badan, bentuk dan kualitas warna. Ikan koi digolongkan berdasarkan ukurannya, kecil dengan yang kecil dan ukuran besar dengan yang besar. Sedangkan bentuk badan dipilah dari bentuk yang tidak bagus. Bentuk badan yang bagus harus proporsional. Badannya membulat seperti peluru tidak terlalu panjang. Siripnya simetris dan gerakannya tenang tapi mantap. Pemilahan juga dilakuan terhadap ikan yang warnanya cerah dan memiliki garis batas yang tegas. Koi yang baik memiliki batas warna yang kontras. Tidak ada gradasi warna pada batas-batasnya. Untuk seleksi lebih lanjut terdapat standar internasional kualitas ikan koi berdasarkan jenisnya.

ikan koi hasil dari perkawinan